Minggu, 26 Desember 2010

mengenal MIcrosoft office 1

MICROSOFT OFFICE WORD 2007
Bahasan :
Penggunaan Operasi Microsoft Word 2007
Tujuan :
Mahasiswa dapat mengenali interface dan fungsinya, melakukan penggunaan dasar, menformat dokumen dan menyisipkan obyek kedalam dokumen.

A. MENGENAL MICROSOFT WORD 2007

Microsoft Word (MS Word) merupakan program untuk mengolah kata. Program ini bisa digunakan untuk menulis dokumen misalnya karya tulis, skripsi, novel, dan sebagainya. Selain menulis dokumen, MS Word juga dapat digunakan untuk bekerja dengan tabel, menulis teks dengan kreasi, menyisipkan gambar, maupun yang lainnya. Secara default tampilan area kerja program MS Word 2007 terdiri atas Title Bar, Office Button, Quick Access Toolbar, Menu Bar, Ribbon, Ruler, Status Bar, dan View Toolbar.

Tampilan area kerja dapat dilihat pada Gambar 1

Title Bar berisi nama file yang sedang dikerjakan, serta tombol menampilkan, atau menyembunyikan jendela program, dan menutup program, yaitu tombol Minimize, Maximize/Restore, dan Close. Office Button berisi perintah-perintah yang berkaitan dengan dokumen seperti membuat dokumen baru (New), membuka dokumen (Open), menyimpan dokumen (Save), mencetak dokumen (Print), dan sebagainya, mencetak dokumen (Print), dan sebagainya



  • View Toolbar berisi pengaturan jenis tampilan dokumen, antara lain: Print Layout: memberikan tampilan sesuai hasil yang akan diterima pada saat dicetak (default). Full Screen
  • Reading: memberikan tampilan halaman penuh.
  • Layout: memberikan tampilan sesuai hasil yang ditampilkan di dalam jendela browser.
  • nOutlie: memberikan tampilan sesuai heading di dalam dokumen dan tingkatan di dalam struktur dokumen.
  • Draft: memberikan tampilan yang berkelanjutan (menggabungkan seluruh halaman seperti dalam satu gulungan). Tiap halaman dipisahkan oleh garis titik-titik
.
B. MEMBUAT, MENYIMPAN, MENUTUP DAN MEMBUKA DOKUMEN

Untuk membuat dokumen baru, dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Klik Office Button-New sehingga muncul jendela baru yang menampilkan bagian New Document.
2. Setelah itu pilihlah Blank Document untuk membuat dokumen. (Dapat juga memilih salah satu dokumen template untuk membuat dokumen baru berdasarkan template yang telah disediakan.)
Di dalam Quick Access Toolbar juga terdapat tombol New (Gambar 4) yang berfungsi untuk membuat dokumen baru tanpa melalui jendela baru.


Gambar 3. Tombol New di Quick Access Toolbar

Sebelum memulai dokumen, sebaiknya atur properti terlebih dahulu. Pengaturan properti mempengaruhi hasil cetakan. Pengaturan properti dapat dilakukan dengan mengklik menu Page Layout. Kemudian pada ribbon Page Setup, klik ikon kecil pada pojok kanan bawah (Gambar 5.1.) sehingga muncul kotak dialog Page Setup. Kotak dialog ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Margins, Paper, dan Layout

Gambar 4. Kotak dialog Page Setup

Margins: untuk menentukan batas atas (Top), kiri (Left), kanan (Right), dan bawah (Bottom) dokumen, dan ada juga orientasi kertas.
• Paper Size: untuk menentukan ukuran kertas yang akan digunakan dengan memilih opsinya pada menu drop-down. Jika menginginkan ukuran kertas sendiri, dapat diisi nilainya secara langsung pada kotak Width dan Height.

Untuk menyimpan dokumen baru, secara default nama dokumen yang dibuat akan berurutan, yaitu Document 1, Document 2, Document 3, dan seterusnya. Cara untuk menyimpan dokumen adalah sebagai berikut:
1. Klik Office Button>Save atau Office Button>Save As sehingga muncul kotak dialog Save As (Gambar 8).
Gambar 5. Kotak dialog Save As
2. Di dalam kotak dialog tersebut, lakukan pengaturan sebagai berikut:
  • Save in: tentukan lokasi folder tempat dokumen akan disimpan.
  • File name: ketikkan nama untuk identifikasi dokumen.
  • Save as type: type dokumen, gunakan default yang diberikan, yaitu Word Document. Klik tab Save untuk menyimpan dokumen tersebut.
Setelah selesai mengedit dokumen dan memastikan sudah menyimpannya, ada beberapa cara untuk menutup dokumen, yaitu:
  • Klik Office Button>Close.
  • Klik tombol Close Window yang terdapat dalam Title Bar.Dokumen yang telah disimpan dapat dibuka dengan salah satu cara berikut:
  • Klik Office Button>Open.
  • Klik tombol Open yang terdapat di dalam Quick Access Toolbar. Sehingga muncul kotak dialog Open, kemudian pilih file dokumen yang hendak dibuka.

C. MENULIS DAN MEMFORMAT TEKS DAN PARAGRAF

Pengetikan teks dimulai dari titik sisip (titik iterasi). Titik sisip dapat dilihat dari garis hitam yang berkedip di dalam halaman dokumen. Dalam mengetikkan teks, penekanan tombol Enter pada keyboard akan membuat paragraf baru. Untuk membuat hasil yang maksimal, maka diperlukan pemformatan karakter, seperti menentukan jenis huruf, tipe huruf, ukuran huruf, dan lainnya. Pemformatan karakter dapat diterapkan sebelum ataupun sesudah pengetikan. Klik menu Home, kemudian pada ribbon Font klik ikon di pojok kanan bawah (Gambar 11.1) untuk melakukan pemformatan sehingga muncul kotak dialog Font seperti pada Gambar 11.2.



Gambar 6. Kotak dialog font
  • Font: untuk menentukan jenis huruf yang digunakan.
  • Font Style: menentukan tipe huruf, yaitu Regular (biasa), Italic (miring),
  • Bold (tebal), dan Bold Italic (tebal dan miring).
  • Size: menentukan ukuran huruf.
  • Font Color: menentukan warna huruf.
  • Effects: untuk membuat efek-efek yang akan diterapkan pada teks.
  • Preview: menampilkan contoh hasil pengaturan format teks.
Tabel di bawah ini memperlihatkan contoh-contoh hasil pemformatan teks dan penggunaan efek di dalam teks.

Selain pemformatan huruf, juga ada pengaturan paragraf. Perataan paragraf ada empat macam, yaitu rata kiri (Align Left) , rata tengah (Center) , rata kanan (Align Right) , dan rata kiri kanan (Justified). Sedangkan pengaturan spasi baris adalah pengaturan jarak antarbaris di dalam paragraf. Pengaturan ini dapat dilakukan dengan tombol Line Spacing .

D. PENOMORAN DAN PENANDAAN

Seringkali di dalam dokumen dijumpai penulisan teks dengan penomoran (numbering) dan penandaan (bullet). Program MS Word menyediakan fasilitas Bullet and Numbering untuk membuat variasi teks. Dalam program word 2007 ini fasilitas Bullet and Numbering dapat dipilih pada Ribbon Home > Paragraph

E. TABEL

Pada umumnya, penyisipan tabel ke dalam dokumen berfungsi untuk mendukung penjelasan/uraian dokumen. Untuk membuat tabel, pilih Insert, pada ribbon pilih Table, kemudian pilih ukurannya. Dapat juga dengan cara, pilih Insert > Table > Insert Table, kemudian akan muncul dialog box seperti berikut :


  • Number of columns : untuk menentukan jumlah kolom, sebagai contoh isikan 2.
  • Number of rows : Untuk menentukan jumlah baris, sebagai contoh isikan 3.
  • Autofit behavior : untuk pengaturan lebar kolom.
F. Menyisipkan objek Menyisipkan gambar

Untuk menyisipkan gambar yang diinginkan, tinggal klik gambar yang diinginkan atau pilih tab menu Insert > Picture.
  • Menyisipkan simbolDi dalam dokumen sering kita jumpai beberapa simbol seperti © , ® , ™ , dan lain sebagainya. Cara untuk menyisipkan simol – simbol tersebut, pilih tab menu Insert > Simbol kemudian pilih more simbols.

  • MenyisipkanWordArt Teks yang dibuat dengan WordArt akan tampak lebih bervariasi. Cara menggunakannya, pilih tab menu Insert pilih wordArt, kemudian pilih tipe yang dikehendaki, setelah itu masukkan text yang ingin di tulis dengan wordart.
  • Menyisipkan nomor halaman Penomoran halaman dapat dilakukan secara praktis. Caranya dengan memilih tab menu Insert > Page number, kemudian pilih letak nomor halaman sesuai dengan keinginan, sebagai contoh pilih Bottom of page, maka akan muncul pilihan tipe.
  • Menyisipkan Header and Footer Fasilitas Header and Footer digunakan untuk membuat catatan kaki, penomoran halaman, dan yang lainnya. Untuk masuk ke bagian ini, pilih Insert kemudian tinggal pilih header atau footer. selanjutnya masukkan text untuk header dan footer. Pada saat mengisi text untuk header atau footer, bagian text utama akan disable, atau berwarna redup dan tidak dapat di edit. Untuk mengedit main text, pilih close header and footer pada ribbon.
  • Menyisipkan background atau watermark Jika di kehendaki dalam membuat suatu dokumen diperlukan background atau cap redup transparan pada hasil dokumen dapat dilakukan dengan cara, klik Page layouts > watermarks > custom watermarks . selanjutnya akan muncul dialog box, jika ingin background dengan tulisan maka pilih text watermarks kemudian atur sesuai keinginan. Jika ingin menggunakan background gambar pilih picture watermarks kemudian pilih gambar mana yang akan digunakan sebagai background. Cek juga pada checkbox washout untuk mendapatkan gambar background yang redup sehingga text pada dokumen mudah dibaca.
  • Membuat Kolom Untuk membuat kolom, pilih page layouts > coluns kemudian tentukan banyaknya kolom yang ingin dibuat.

bersambung............

Pemograman 2

DEFINISI

Array atau Larik adalah :

Type data terstruktur yang terdiri dari sejumlah elemen dimana setiap elemennya mempunyai tipe data
yang sama atau sejenis (setype).
Larik dimanipulasikan dengan memanfaatkan index (subscript) dari tiap elemen larik tersebut.
Array Dimensi Satu
Array bisa dideklarasikan pada bagian deklarasi type atau bagian deklarasi Var.
Bentuk 1 :
Var
NamaArray : Array[TypeIndex] Of TypeLarik;
Bentuk 2 :
Type
NamaType = Arrat[TypeIndex] Of Type Larik;
Var
NamaVarArray : NamaType;
NamaLarik : Nama Variable bertype Array.
Type Larik : Type datanya. Type larik dapat berupa integer, real, char, string atau record.
TypeIndex : data bertype ordinal seperti char, byte, integer atau enumerated. Type Index dapat berupa
NamaType atau Sub Range Langsung.
Contoh deklarasi :
Type
Daftar_nilai : array [1..5] of integer;
Var
Nilai : daftar_nilai;
Atau dapat ditulis pada bagian var saja :
Var
Nilai : array [1..5] of integer;
Dari deklarasi diatas mempunyai arti :
Variable array yang bernama Nilai mempunyai 5 buah elemen (dengan indeks 1 sampai 5) dan masingmasing
elemen bertipe integer.
Dari deklarasi Array diatas dapat direpresentasikan didalam memori sebagai berikut :
… … … … …
1 2 3 4 5
Nilai
Elemen array yang masing-masing harus bertipe integer,
sesuai tipe yang dideklarasikan
Tiap kotak disebut dengan elemen array, berfungsi seperti halnya variable, dapat diisi dengan sebuah data
dari type tertentu sesuai yang dideklarasikan. Tiap kotak mempunyai ‘nomor’ / ‘alamat’ yang disebut
dengan index yang berfungsi untuk memberi identitas kotak tersebut.
Cara mengakses elemen array dimensi satu
Elemen array bisa diakses dengan cara menyebutkan nama array diikuti nilai indeksnya didalam kurung
siku.
Nilai [1], ini berarti mengakses nilai elemen pertama.
Untuk memberikan nilai ke array, bisa menggunakan 2 cara, yaitu :
Dengan operator penugasan (:=)
Nilai [1] := 0 , elemen pertama dari nilai diberi nilai 70
Dengan statemen Read/readln
Read (nilai[1]);
Read (nilai[2]);
Jika menggunakan perintah ini banyaknya perintah yang diberikan harus sebanyak elemen yang
dideklarasikan pada deklarasi array, sehingga bias digunakan perintah perulangan seperti berikut :
For I := 1 to 5 do
Begin
Readln(nilai[I]);
End;
Untuk mengambil nilai/membaca elemen dari array dimensi satu digunakan statemen Write
Write (nilai[1]);
Untuk mempersingkat program dipergunakan perintah berikut :
For I := 1 to 5 do
Begin
Writeln(nilai[I]);
End;
Contoh 1 :
program 1;
uses crt;
const
max_test = 4;
type
data_nilai = array[1..max_test] of integer;
var
i,jum : integer;
rata : real;
nilai_test : data_nilai;
begin
clrscr;
{memasukkan data}
for i := 1 to max_test do
begin
write ('masukkan nilai test ke ',i,' = ');
readln (nilai_test[i]);
end;
{menhitung total nilai dan rata-rata}
jum := 0;
for i := 1 to max_test do
begin
jum := jum + nilai_test[i];
end;
rata := jum / max_test;
{mencetak}
writeln ('Total nilai = ',jum);
writeln ('Rata-rata nilai = ',rata:5:2);
readln;
end.
Array Dimensi Dua
Array berdimensi dua mempunyai bentuk table yang menpunyai 2 indeks, baris dan kolom
Format :
Deklarasi array dimensi dua bisa ditempatkan pada bagian type ataupun Var seperti halnya array dimensi
satu.
Bentuk 1:
Var
NamaLarik : Array[TipeIndexBaris,TypeIndexCol] Of TypeLarik;
Bentuk 2 :
Type
NamaType = Array[TipeIndexBaris,TypeIndexCol] Of TypeLarik;
Var
NamaVarArray : NamaType;
Indeks1 biasa disebut indeks baris yang menunjukkan banyaknya baris, sedang indeks2 disebut indeks
kolom yang menunjukkan banyaknya kolom.
Contoh :
Var
Nilai_mhs : array [1..100,1..3] of integer;
Dari deklarasi array 2 dimensi diatas dapat direpresentasikan dalam memori seperti berikut :
Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 100
Baris menunjukkan banyaknya mahasiswa, sedang kolom menunjukkan banyaknya nilai
Cara mengakses elemen array dimensi dua
Untuk mengakses elemen pada array dimensi 2 bisa disebutkan nama array diikuti dengan indeks baris dan
indeks kolomnya.
Nama array [indeks_baris, indeks_kolom]
Untuk memberi nilai ke array, bisa dengan dua cara
Dengan operator penugasan (:=)
Nilai_mhs[4, 1] := 80;
Berarti memberikan nilai 80 langsung kedalam elemen array baris ke 4 kolom ke 1
Dengan pernyataan masukan (read/readln)
Read (Nilai_mhs [4, 1]);
Berarti memberikan nilai kedalam elemen array baris ke 4 kolom ke 1 melalui keyboard
Banyaknya perintah yang diberikan dengan statemen diatas sesuai dengan banyaknya elemen array,
yaitu jumlah baris dikalikan jumlah kolomnya. Untuk mempersingkat perintah bisa dipergunakan
perintah perulangan, untuk deklarasi diatas bisa dipergunakan perintah berikut :
For I := 1 to 100 do
Begin
For J := 1 to 3 do
begin
Readln(Nilai_mhs[I,J);
End;
End;
Dengan variable I mewakili baris dan variable J mewakili kolom.
Untuk mengambil atau mencetak nilai dari array, digunakan pernyataan keluaran (write/writeln)
Write (Nilai_mhs [4, 1]);
Untuk mempersingkat perintah bisa dipergunakan perintah perulangan, untuk deklarasi diatas bisa
dipergunakan perintah berikut :
For I := 1 to 100 do
Begin
For J := 1 to 3 do
begin
Writeln(Nilai_mhs[I,J);
End;
End;
Dengan variable I mewakili baris dan variable J mewakili kolom.
Contoh 2:
Program lat2;
Uses Crt;
Const N = 10;
Var
Nim : Array[1..N] Of integer;
Nama : Array[1..N] Of String[20];
IP : Array[1..N] Of real;
I : Integer;
Begin
Clrscr;
{Baca Data}
Writeln(‘Masukkan’,N,‘buah data’);
For I := 1 to N Do
Begin
Write(‘No.Mhs : ’);Readln(NIM[I]);
Write(‘Nama Mhs : ’);Readln(Nama[I]);
Write(‘IP Mhs : ’);Readln(IP[I]);
End;
{Cetak Hasil}
Writeln(‘Daftar Nilai’);
Writeln(‘No NIM NAMA IP’);
For I := 1 to N Do
Writeln(‘I:2, Nim[I]:10, Nama[I]:15, IP[I]:6:2);
Readln
End.
Contoh 3 :
program lat3;
uses crt;
type
data_nilai = array[1..100,1..3] of integer;
var
max_siswa,i,j,jum : integer;
rata : real;
nilai_test : data_nilai;
begin
clrscr;
{memasukkan data}
write ('masukkan jumlah siswa = ');
readln (max_siswa);
for i := 1 to max_siswa do
begin
writeln ('data Mahasiswa ke ',i,' = ');
for j := 1 to 3 do
begin
write ('masukkan nilai test ke ',i,' = ');
readln (nilai_test[i,j]);
end;
end;
{menhitung total nilai dan rata-rata}
clrscr;
writeln ('DAFTAR NILAI');
write ('No ');
for i := 1 to 3 do
write ('nilai ke-',i,' ');
writeln ('rata-rata');
writeln;
for i := 1 to max_siswa do
begin
jum := 0;
for j := 1 to 3 do
jum := jum + nilai_test[i,j];
rata:= jum / 3;
write (i:2);
for j := 1 to 3 do
write (' ',nilai_test[i,j],'':7);
writeln(rata:5:2);
end;
readln;
end.
Contoh 4 :
program lat4;
uses crt;
type
tabel = array[1..10,1..10] of integer;
var
matrixA,matrixB,mat_kali,mat_plus : tabel;
No_baris,baris,kolom : integer;
procedure baca (var mat :tabel; var no_baris : integer);
var
i,j : integer;
begin
for i := 1 to baris do
begin
for j := 1 to kolom do
begin
gotoxy((j-1)*5+1,No_baris);
read(mat[i,j])
end;
no_baris :=no_baris + 1;
writeln;
end;
end;
procedure kali (var mat_kali :tabel; matA,matB : tabel);
var
i,j,k : integer;
begin
for i := 1 to baris do
for j := 1 to kolom do
begin
mat_kali[i,j] := 0;
for k := 1 to baris do
mat_kali[i,j] := mat_kali[i,j] + matA[i,k] * matB[k,j];
end;
end;
procedure plus (var mat_plus :tabel; matrixA,matrixB : tabel);
var
i,j : integer;
begin
for i := 1 to baris do
begin
for j := 1 to kolom do
begin
mat_plus[i,j] := matrixA[i,j] + matrixB[i,j];
end;
end;
end;
procedure cetak (matrix : tabel);
var
i,j : integer;
begin
for i := 1 to baris do
begin
for j := 1 to kolom do
begin
write(matrix[i,j]:8);
end;
writeln;
end;
end;
begin
repeat
clrscr;
writeln ('perkalian dan penjumlahan matriks');
No_baris := 6;
write ('masukkan baris = '); readln(baris);
write ('masukkan kolom = '); readln(kolom);
if kolom <> baris then
begin
writeln ('banyaknya kolom harus sama dengan kolom');
write ('tekan enter untuk ulangi');readln;
end;
until kolom = baris;
writeln('MATRIKS A ');
baca(matrixA,No_baris);
writeln;
writeln('MATRIKS B ');
no_baris := 15;
baca(matrixB,No_baris);
kali(mat_kali,matrixA,matrixB);
plus(mat_plus,matrixA,matrixB);
clrscr;
writeln('hasil');writeln;
writeln('MATRIKS A =');writeln;
cetak(matrixA);writeln;
writeln('MATRIKS B =');writeln;
cetak(matrixB);writeln;
writeln('matrik A kali matriks B =');writeln;
cetak(mat_kali);
writeln;writeln;
writeln('matriks A tambah matrik B =');writeln;
writeln;
cetak(mat_plus);
readln;readln;
end.
Tugas I mahasiswa :
Buat program untuk menghitung nilai huruf dari sejumlah mahasiswa yang diinputkan
Input yang diminta :
No Nama Test1 Test2 Test3
Output yang diminta :
No Nama Test1 Test2 Test3 Total Rata Nilai huruf
Total = test1+ test 2 + test3
Rata = total / 3
Jika rata .>= 80 maka nilai huruf = A
Jika rata .>= 70 maka nilai huruf = B
Jika rata .>= 60 maka nilai huruf = C
Jika rata .>= 50 maka nilai huruf = D
Jika rata .< 50 maka nilai huruf = E
Gunakan array dimensi satu dan dimensi dua

Rangkaian Dasar Transistor sebagai Saklar

Rangkaian Dasar Transistor sebagai Saklar

Transistor dapat berfungsi sebagai Saklar bila transistor dapat mengalirkan arus dengan jenuh dan dapat pula menyumbat. Transistor yang mengalirkan arus jenuh sama artinya dengan Saklar menutup (on), dan transistor yang menyumbat sama artinya dengan Saklar yang sedang membuka (off), agar transistor dapat mengalirkan arus maupun menyumbat, maka kepada transistor harus diberi tegangan cara tertentu.

1. Pemberian Tegangan pada Transistor.

Salah satu cara pemberian tegangan (sumber daya) pada transistor adalah dengan menggunakan dua buah sumber tegangan. Satu sumber diberikan antara emitor dan kolektor dan satu lagi di berikan antara emitor dan basis. Sumber tegangan yang diberikan pada transistor harus tegangan dari sumber arus searah (DC = direct current). Adapun caranya adalah berikut:

a. Pemberian tegangan pada Transistor. (Tipe PNP)

• Antara kaki emitor dan kolektor yaitu kaki emitor diberi tegangan positif dan kaki kolektor diberi tegangan negatif

• Antara kaki basis dan emitor yaitu kaki emitor diberi tegangan positif dan kaki basis kolektor diberitegangan negatif

b. Pemberian tegangan pada Transistor. (Tipe NPN)

• Antara kaki emitor dan kolektor yaitu kaki emitor diberi tegangan negatif dan kaki kolektor diberi tegangan positif

• Antara kaki basis dan emitor yaitu kaki emitor diberi tegangan negatif dan kaki basis kolektor diberi tegangan positif.

TRANSISTOR SWITCHING

Dalam membahas teknologi digital kita mulai dahulu dengan meninjau transistor switching sebagai berikut ini.

Bila A diground (low), maka C potensialnya tinggi (high) dan bila A diberi potensial (high), maka transistor akan menghantar sehingga potensial pada C menjadi kecil sekali (low). Dengan lain ekspresi, dikatakan bila A=0 maka C=1 sedangkan bila A=1 maka C=0.

Circuit itu dinamakan inverter dan dalam teknologi digital disebut NOTgate dan diberikan symbol logic dan ekspresi Boolean :

Selanjutnya kita perhatikan circuit yang terdiri atas tiga transistor switching seperti pada gambar berikut ini.

Bila pada A low dan B low, maka C1 high dan TR3 tidak menghantar sehingga C pada posisi low. Bila A high dan B tetap low, maka C tetap pada posisi low dan begitu sebaliknya. C akan menjadi high hanya bila A dan B kedua-duanya high.